Pertemuan pertama kami terjadi di sebuah rumah sakit, ketika secara kebetulan kami sama-sama sedang mengantar orang tua untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Dalam momen itulah, salah satu kakak kandung Putra memperkenalkan kami. Dari perkenalan singkat tersebut, komunikasi kami mulai terjalin pada bulan November 2024. Seiring berjalannya waktu, hubungan kami pun berkembang menjadi lebih dekat dan hangat. Namun, dalam prosesnya, kami sempat terputus komunikasi akibat adanya kesalahpahaman satu sama lain. Meski begitu, takdir berkata lain. Tuhan mempertemukan kami kembali di waktu yang tak terduga, walaupun bukan sebagai sepasang kekasih. Pertemuan itu justru membuka lembaran baru yang lebih dewasa dan penuh makna.

Dalam waktu yang terbilang singkat setelah kami kembali menjalin komunikasi, hubungan kami pun berkembang dengan lebih serius dan penuh keyakinan. Rasa saling percaya dan kesamaan tujuan membuat kami mantap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Tanpa berlarut-larut dalam status hubungan, kami memutuskan untuk mengikat komitmen dalam sebuah ikatan yang suci. Sebagai bentuk keseriusan tersebut, kami melangsungkan acara lamaran pada tanggal 17 Mei 2025, yang menjadi awal dari perjalanan kami menuju kehidupan bersama.

Pertemuan kami bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari skenario takdir yang indah. Bukan karena bertemu lalu berjodoh, tapi karena berjodohlah kami akhirnya dipertemukan. Setelah melewati berbagai proses, keyakinan kami pun semakin kuat untuk melangkah ke tahap yang lebih sakral. Dengan penuh harapan dan keikhlasan, kami memutuskan untuk mengikrarkan janji suci pernikahan pada tanggal 22 Agustus 2025. Sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Ali bin Abi Thalib, “Apa yang menjadi takdirmu akan menemukan jalannya untuk menemukanmu.” Kalimat itu menjadi penguat bahwa setiap langkah yang kami ambil adalah bagian dari rencana Tuhan yang telah ditetapkan.