Awal pertemuan kami terjadi secara tidak disengaja. Dari perkenalan biasa, kami mulai menjalin komunikasi yang sederhana. Tak ada yang istimewa saat itu—hanya dua orang yang saling mengenal, saling belajar memahami. Waktu berjalan, dan tanpa disadari, benih rasa tumbuh perlahan. Kami menyadari bahwa perasaan ini perlu dijaga dengan niat baik dan doa yang tulus.

Setelah melewati berbagai proses, lika-liku perjalanan, dan keyakinan yang tumbuh dalam hati, kami memutuskan untuk melangkah lebih jauh. Dengan restu keluarga dan niat yang tulus karena Allah, hari itu menjadi saksi atas keseriusan kami. Kami melangsungkan lamaran sebagai bentuk ikhtiar untuk membangun masa depan bersama, bukan hanya untuk saling mencintai, tapi juga untuk saling menemani dalam kebaikan dan ibadah.

Setelah melewati berbagai proses, lika-liku perjalanan, dan keyakinan yang tumbuh dalam hati, kami memutuskan untuk melangkah lebih jauh. Dengan restu keluarga dan niat yang tulus karena Allah, hari itu menjadi saksi atas keseriusan kami. Kami melangsungkan lamaran sebagai bentuk ikhtiar untuk membangun masa depan bersama, bukan hanya untuk saling mencintai, tapi juga untuk saling menemani dalam kebaikan dan ibadah.