Pertemuan pertama mereka begitu sederhana—di sebuah forum kajian rutin di Blumbungan, awal tahun 2019. Tak ada percakapan personal, tapi takdir sudah mulai menulis skenarionya. Tahun berganti. Di 2020, semesta kembali mempertemukan Winda dan Hendra. Kali ini, dalam setting organisasi yang berbeda: Hendra sebagai asisten instruktur, Winda sebagai panitia penyelenggara. Interaksi mulai terjadi, walau sekilas dan sebatas urusan acara. Tahun 2021 membawa mereka dalam satu kepengurusan. Bersama menjadi instruktur di organisasi itu, mereka semakin sering bekerja sama. Obrolan mulai meluas, dari urusan organisasi hingga selingan candaan. Namun, hubungan mereka tetap dalam lingkup pertemanan biasa. Di 2022, kepengurusan berubah. Hendra dipercaya menjadi ketua, dan Winda menjadi bagian dari pengurus inti. Namun, jarak membentang: Winda menempuh studi di Yogyakarta, sementara Hendra tetap di Pamekasan. Komunikasi merenggang. Mereka tenggelam dalam kesibukan masing-masing sepanjang 2023. Tepat pada 01 Juni 2024, mereka saling mengungkapkan rasa yang lama tersimpan. Sejak hari itu, mereka berdua mulai menata hati, memantaskan diri untuk langkah yang lebih serius. Pembicaraan keluarga dimulai pada 01 Februari 2025. Dengan restu kedua belah pihak, mereka menetapkan tanggal bahagia. Pada 24 Februari 2025, akad nikah digelar dengan khidmat. Dua sahabat, dua rekan seperjuangan, kini resmi menjadi pasangan sehidup semati. Dan pada 15 April 2025, resepsi pernikahan menjadi perayaan kebahagiaan mereka. Sebuah kisah cinta yang tumbuh dari ruang diskusi, dipupuk oleh kebersamaan, dan diteguhkan oleh komitmen.