Apa itu kebetulan? Tidak ada. Hanya ada rencana Tuhan yang Maha mengatur semuanya, siapa sangka? Itulah pertanyaanya di Januari 2016. berawal dari ‘doom-scroll’ menemukan satu username menarik di salah satu komentar laman sosial media temanku, “cantik” pikirku. Nama dan foto profil itu menarik hatiku untuk ingin tahu lebih dalam.

“give me 3 months to know you before we decide to next move; meet-up” kataku. Keraguan. Ya itu yg kurasakan. Dia menemukan ku di zona waktu kekecewaan terdalam ku tentang pria. Tapi dia bertahan, berjuang dan tetap tegar mengejar. Baiklah, aku luluh. Pada, April 2016 kita awali pendekatan itu dengan film buatan Amerika terbaru Starwars lalu mengobrol di salah satu minimarket sambil menunggu hujan reda. Gugup, berdebar dan penasaran. Itu yg kami rasakan saat itu.

Embun pagi, segenggam mawar dan coklat menjadi saksi, “kamu mau kan jadi miliku?” Berbagai kalimat pertanyaan mana yg harus aku ucapkan. Arghh! itu saja. Aku sudah tidak bisa membendung kegugupanku. Lucu, dia gugup sampai rasanya itu bukan pertanyaan yg memberikan ruang penolakan, tentu saja aku jawab iya. Di pagi hari, 29 Mei 2016 kita menjadi apa yang orang katakan “a lovebird try to fly high”

Seperti puzzle, seperti rangkaian pecahan kaca kami merangkai apa yang orang bilang “kisah cinta” Dimulai dari remaja pra dewasa tanpa jati diri yang hanya bermodalkan cinta, jatuh bangun menempuh pendidikan dan membangun karir kita lakukan saraya berpengangan erat. Jatuh cinta ini membuat kami merasa utuh dan tumbuh. Saling menopang, mengandalkan, menghapus air mata dan tertawa konyol bersama hingga pada titik dewasa dimana Tuhan rasanya memberi sinyal “She/He is the one” and Let’s try our new journey called “Marriage Life” Delapan. Genap 8 tahun perjalanan sampai “Will you marry me?” dan “Yes” dapat terucap di Mei 2024

Ragu pernah jadi bayang. Perpisahan pernah dirasakan. Tapi keteduhan dan sandaran adalah penopang dalam genggaman. Setahun penuh semua menjadi pertimbangan. Bismillah, 2025 Seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib “Apa yang menjadi takdirmu akan menemukan jalannya untuk menemukanmu” Kini kami dengan kesadaran penuh dan bahagia. Kini kami adalah tuan dan puan dengan sisi ego yang kosong, ikhlas dan sabar yang terhampar kembali bertapak diatas permulaan menuju tujuan. Ibadah terpanjang.. Bismillah, dengan ini kami berlayar 💖